Jamu Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Bukti Tingginya Human Advance Technology Bangsa Indonesia

Indonesia diberkati sebagai salah satu negara dari tujuh negara “megadiversity” yang kaya akan keanekaragaman hayati, yang merupakan reservoir bagi bahan-bahan kimia yang potensial sebagai obat, bahan agrokimia, atau bahan baku industri.

Indonesia yang beriklim tropis dengan temperatur tinggi dan lembab ditambah dengan tingginya intensitas matahari dan interaksi tumbuhan dengan serangga, memacu tumbuhan tersebut untuk menghasilkan senyawa-senyawa bahan alami yang potensial untuk umat manusia.

Bahan alam yang diolah menjadi Djamoe oleh leluhur bangsa Indonesia adalah sebuah peradaban dalam bidang kesehatan. ’DJAMOE’ yang merupakan warisan kekayaan budaya leluhur kita yang menunjukan betapa tingginya HUMAN ADVANCE TECHNOLOGY bangsa kita karena sudah menyadari untuk sehat tidak cukup pada level materi molekul kimia bahan alam (saat itu) dan molekul  kimia obat sintetik (saat ini), namun juga perlu masuk ke dalam level energi (fisika) hingga  level psikis yakni dimensi kesadaran

Atas dasar itulah, Dewan Jamu Indonesia digagas, kemudian kini diwujudkan. Menindaklanjuti telah diterbitkannya SURAT KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR AHU-0000061.AH.01.07.TAHUN  2023 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN PERKUMPULAN DEWAN JAMU NDONESIA, perlu segera disusun program kerja Dewan Jamu Indonesia, sesuai dengan visi dan misinya.

“Untuk itu, Pengurus Dewan Jamu Indonesia, akan mengadakan rapat pada Rabu, 8 Februari 2023 di Graha Mustika Ratu, Jakarta untuk Menyusun Program Kerja,” demikian disampaikan Ketua Umum, Dewan Jamu Indonesia, Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp.N. dalam undangan rapat Pengurus Dewan Jamu Indonesia.

VISI Dewan Jamu Indonesia:

• Terwujudnya Jamu Menjadi Produk dan Metode Unggulan untuk Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kekuatan Budaya di Indonesia yang menggunakan Filosofi Djampi Oesodo dalam Peran Bangsa Indonesia Menjadi Pemangku Bumi yang mencipta Keadilan Sosial Dunia.

MISI Dewan Jamu Indonesia:

1. Menjadi wadah koordinasi hexa-helix (Academy, Business, Community, Government,  Media, and Innovator) untuk mewujudkan Visi Dewan Jamu Indonesia.
2. Menjaga harmonisasi dari organisasi dan stakeholder yang aktif dalam pengembangan JAMU.
3. Mengakselerasi pengembangan dan hilirisasi JAMU dan JAMU TERSAINTIFIKASI hingga JAMU masuk kedalam Pelayanan Kesehatan Formal.
4. Melaksanakan pengkajian peraturan dan memberikan solusi berupa rekomendasi untuk mengakselerasi hilirisasi JAMU (bahan baku, jasa, dan produk) serta Penguatan JAMU sebagai Warisan Budaya Leluhur untuk kebermanfaatannya di Dunia kepada Pemegang Kebijakan dan Pelaksana Peraturan.
5. Membantu mengawasi tata niaga yang operasional sehingga semua mendapatkan kemanfaatan termasuk strategi meningkatkan TKDN.
6. Membantu menyiapkan sistem dan strategi edukasi-promosi secara nasional dan internasional.

PENGURUS DEWAN JAMU INDONESIA

A. DEWAN PENGAWAS

1. Ketua Dewan Pengawas: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, DFM, SH, M.Si, SpF(K).
2. Prof. Jaya Suprana.
3.  Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, M.Si.

B. DEWAN PEMBINA

1. Ketua Dewan Pembina: Prof. Dr. Laode Rijai, M.Si.
2. Prof. Dr. H. Sidik, Apt.
3. Prof. Dr dr Nyoman Kertia SpPD-KR.
4. Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt
5. Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, MS., Apt.
6. Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M.

C. DEWAN PENGURUS

1. Ketua Umum: Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp.N.
2. Wakil Ketua Umum: Dwi Ranny Pertiwi Zarman, SE, MH.
3. Sekretaris Jenderal: apt. Fajar Prasetya, S.Farm., M.Si., Ph.D.
4. Wakil Sekretaris Jenderal: Kusuma Ida Anjani, M.Bus., M.AppFin.
5. Bendahara Umum: Thomas Hartono, Dipl.Ing
6. Ketua Komisi Anggaran: Kolonel Ckm Dr. Drs. Budiman Gunawan, Apt., MARS.
7. Ketua Komisi Pendidikan, Penelitian, dan Inovasi: Prof. Dr. Ir. Yuli Widyastuti, MP.
8. Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga: Brigjen TNI (Purn) dr. Alexande Kaliaga Ginting S., Sp.P., MARS.
9. Ketua Komisi Legislasi dan Media: apt. Drs. Victor S.Ringoringo, SE., M.Sc.
10. Ketua Komisi Budaya dan Publik: dr.Hardhi Pranata, Sp.S.

D. ANGGOTA

1. Dr. Hj. B.R.A. Mooryati Soedibyo, S.S., M.Hum.
2. Dr. Martha Tilaar.
3. Putri Kuswisnuwardhani, M.B.A.
4. Irwan Hidayat.
5. Gaura Mancacaritadipura
6. Prof. Dr. Sukrasno, M.S.
7. Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si., Apt.
8. Prof. Dr. apt. I Ketut Adnyana.
9. Dr.rer.nat., Apt. Chaidir Amin.
10. Drs. Karyanto, M.M.
11. Akhmad Saikhu, M.ScPH.
12. Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt.
13. Prof. Dr. Sahidin, M.Si.
14. Dra. Lucie Widowati, M.Si., Apt.
15. Dra. Dewita Agus, M.Pharm., Apt.
16. Junius Rahardjo
17. Dr. Hadi Kuncoro, M.Farm., Apt.
18. Dr. Niken Indriyanti, S.Farm., M.Si., Apt

Pemanfaatan sumber daya hayati khususnya tumbuhan tropis Indonesia sebagai penghasil bahan-bahan kimia yang berguna belum dilakukan secara optimal untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, salah satu yang sangat potensial dikembangkan adalah obat herbal berbasis bahan alam Indonesia.

Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan, yang mana masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan, Ketua Umum, Dewan Jamu Indonesia, Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp.N mengingatkan.